Sekitar tahun 2000 awal, dan tahun-tahun sebelumnya, saat belum banyak orang menggunakan hand phone, banyak orang yang menuliskan pengalaman hariannya dalam sebuah buku, yang sering disebut sebagai diary. Makanya ada lagu yang pernah menggambarkan hal itu, dan beberapa bulan terakhir menjadi terkenal kembali, yaitu Dear Diary yang di cover oleh Els Warouw. Dalam lagu itu, diungkapkan bahwa seseorang yang mengalami suatu peristiwa kemudian mencatat apa yang dialaminya tersebut dalam buku diary nya.
Kebiasaan seperti ini, sampai sekarang masih ada yang melakukannya, yaitu para biarawan/biarawati atau rohaniwan/rohaniwati dalam Gereja Katolik, yang biasa disebut sebagai refleksi harian. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa mereka melakukan hal itu dan apa kegunaannya?
Ada beberapa alasan untuk menjawab pertanyaan di atas, diantaranya yaitu: 1) untuk menyadari kembali semua peristiwa dan pengalaman yang terjadi di hari itu, 2) menemukan hal-hal yang baik ataupun yang tidak baik dalam peristiwa di hari itu, 3) menemukan gambaran perasaan yang dialami serta mengetahui penyebabnya, 4) menemukan dan menyadari peran diri dan orang lain dalam peristiwa tersebut, 5) menemukan peran dan apa yang dikehendaki Tuhan dalam hidup kita, 6) mengetahui apa yang akan kita lakukan selanjutnya, dan 7) menjadi bahan evaluasi diri untuk menjadi lebih baik.
Saya menggambarkan proses refleksi dengan menulis jurnal harian atau diary ini seperti seorang sopir mobil yang sedang menjalankan kendaraannya di jalanan. Ketika sopir tersebut hendak menyalip kendaraan di depannya, sopir yang baik pasti akan melihat ke depan, melihat ke belakang melalui kaca spion, dan melihat ke depan lagi, kemudian memutuskan akan menyalip atau tidak. Melihat ke belakang melalui kaca spion adalah gambaran yang tepat untuk menunjukkan proses refleksi, artinya melihat di belakang. Sedangkan melihat ke depan, sebelum sopir itu memutuskan untuk menyalip kendaraan di depannya adalah proses akhir dari refleksi, yaitu membuat niat, apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Beberapa waktu yang lalu, ketika Kurikulum 2013 dilaksanakan, pada bagian akhir dari proses pembelajaran ada kegiatan yang disebut refleksi pembelajaran. Pada bagian tersebut, seorang guru akan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali tentang apa yang dipelajari di hari itu, apa yang menarik, apa yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan apa yang akan dilakukan peserta didik setelah pembelajaran tersebut. Banyak guru yang melewatkan bagian ini, bahkan ada yang merapelnya pada kesempatan tertentu.
SMP Mondial sudah melakukan hal tersebut, dan melatih peserta didik untuk rutin menulis, yaitu dengan pembuatan jurnal mingguan dan book review, menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa Inggris, setiap minggu secara berselang-seling. Hal ini sungguh amat baik, namun yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah apakah guru juga melakukan hal tersebut? seharusnya iya, karena salah satu peran guru adalah menjadi teladan. Setidaknya, kalau di SMP Mondial, para guru dituntut untuk membuat laporan pemantauan kepala sekolah, namun apakah hal itu dibuat sekedar formalitas saja, atau benar-benar demi kebaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya, para guru bisa menanyakan hal tersebut pada diri masing-masing..
Berikut ini, saya akan menunjukkan salah satu jurnal harian/ diary yang pernah dibuat oleh siswa di SMP Mondial, mungkin hal ini bisa menjadi pemicu bagi kita untuk juga belajar membuat jurnal harian/ diary secara rutin.
A Fun Trip In Klaten and Sleman
by Shalvensky
It was
the 11th of October and it was the 9th grade’s last fieldtrip in Mondial JHS. I
woke up as early as 5 o’clock and got ready. I arrived at school at around 6
o’clock and at that time, noone had arrived yet. The only ones at school were
the security guards, the janitors, Mr Candra, and Mr Niko. I placed all my
belongings in my class and went to greet them. I helped them carry some things
to the bus and had a chat about how the fieldtrip was going to be. Then, I went
back in my car and went to Alfamidi to buy some snacks to eat in the
bus.
When I
arrived back at school, it was around 6.30 and my friends started showing up.
We chatted for a while until it was 7 o’clock. Then, we had an assembly and a
short briefing of the fieldtrip. After that, we started our fieldtrip at 7.30.
IN the bus, there were all sorts of things. There were games, quizes, karaoke
songs to sing, and many more. It was really fun. For the first part, we just
sang songs and talked to our friends until we arrived in Umbul Ponggok at
around 9.30.
In Umbul
Ponggok, we changed our clothes, and played in the water for a while. Then, the
games began, it was an estafet race that consisted of a set of obstacles. The
estafet race was done by all the Mondial JHS students from the 7th grade to the
9th grade. The Mondial JHS boys estafet race was held first. My team consisted
of Zie, Jeremy, Vincent, and I. We were the pink team. At first, we were
behind, but in the third estafet, we caught up and got ahead by a lot. In the
end of the first match, the winner was us, the pink team. Right after that, we
were in the finals, and this time, it was the winner of the 9th grade estafet
race against the 8th grade and 7th grade winners. We planned this final race
really strategically. We had Jeremy as the first runner, I as the second
runner, Vincent as the third runner, and Zie as the fourth runner. Because our
team consisted of only four people and we needed to complete five laps, we
needed someone to run twice. We discussed for a while and agreed that I go for
the fifth lap. We ran as fast as we could and in the end, we were able to finish
the estafet final race as the winner of the whole competition.
After the boys estafet
race, the girls estafet race was held. My friends and I just played around with
the other toys they had there. I had a really great time. After, the girls
estafet race was completed, the girls joined in playing with us. We played for
a few hours until the teachers called us to get finish up and get cleaned. We
took a shower and had lunch right after that. After finishing our lunch, we got
back in the bus and made our way to Candi Prambanan.
In Candi Prambanan, we saw sightings like never before. It was 5 o’clock and the sun was about to set. We got to see the beauty of these candis with a sunset accompanying them. Other than that, we got to get inside the candi and see historical heritages. There was also a guide there that explained about the history of these candis and how they were built. We then walked to the Ramayana Ballet theatre which was only a short walk from the Candi Prambanan. In the Ramayana Ballet theatre, we ate dinner. It consisted of chicken, rice, vegetables, eggs, and fruit. After finishing our dinner, we went inside the theatre to watch the first part of the Ramayana Ballet series. I didn’t really like to watch these kind of shows so I just had a chat with my friends. The show ended at 9.30. I didn’t get what the ballet meant, but it was fun talking to Bella, Jeremy, and Tyrone about random things. We took a picture and then went back to our bus.
We started our journey back in the bus at around 10 o’clock. In the bus, we had a really fun time since most of us werent that tired and I was full of energy because I had just drank a cup of coffee. We sang karaoke songs trough out the night until, someone complained because they were sleepy. They turned off the tv and the lights. In complete darkness, we couldn’t do anything fun so we just went to have a rest.
When I woke up, it was already 11.40 and we were almost back in Mondial JHS. I woke my friends who were still sleeping and told them that we had arrived. As soon as I got down from the bus, my driver called me and I went home right away. It was a really fun fieldtrip and it was really enjoyable. Definitely something I wouldn’t want to miss it.
Mari kita biasakan membuat jurnal harian/ diary, supaya kita tidak melewatkan setiap kejadian harian kita seperti air yang mengalir begitu saja. Kita bisa temukan makna dalam setiap kejadian yang kita alami sepanjang hari. Dan yang pasti, kita akan menjadi terbiasa untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran kita dalam bentuk tulisan.
Bu Helena, Mr Adit, dan saya memiliki impian supaya para guru di Mondial menjadi pribadi-pribadi yang produktif dalam membuat tulisan-tulisan, syukur-syukur bisa dimuat di Jurnal Ilmiah atau Media Massa.
- Antotik Akhir April 2022